Kamis, 12 Mei 2016

Mengulas Pendapat M. Fadli Readi Seputar Gas Bumi PGN

Baru beberapa waktu yang lalu seorang blogger yang sedang melanglang buana menuliskan suatu catatan tentang GAS bumi yang di kelola PGN, dengan menyimak dan mengamati, video perusahaan gas negara yang sedang melakukan peresmian infrastruktur di batam. Pada awal tulisan Mr Fadli menyimpulkan suatu pertanyaan yang mungkin umum di sampaikan oleh setiap pejabat terkait mengenai natuna. Bertemu dengan kata natuna selalu saja yang di bahas adalah Gas bumi dan keindahan alam, kira kira seperti itu yang di sampakan oleh mas bro fadli itu. Kalo menurut saya sih wajar aja, mengingat, menilai, dan menimbang serta memperhatikan berbagai informasi, natuna merupakan daerah yang memiliki banyak cadangan sumber daya alam dan juga merupakan tempat cuci mata yang cukup menarik.

Selama ini banyak pertanyaan dari rakyat natuna kenapa setiap pejabat ke natuna selalu membahas tentang  kekayaan gas dan keindahan alam yang dimiliki natuna.  Kata-kata natuna sebagai daerah penyimpan cadangan terbesar gas bumi yang dimiliki dunia selalu keluar dari mulut pejabat yang ke natuna. Mungkin kata2 ini bisa sebagai penyemangat ataupun sebaliknya buat rakyat natuna. Hal jomplang ini terjadi dinatuna sudah berpuluh2 tahun dimana sebagai pemilik persediaan terbanyak natuna tidak banyak mendapat manfaatnya.
Ada benernya juga sih, untuk wilayah yang memiliki sumber daya cadangan gas bumi energi baik yang besar, sungguh sangat di sayangkan bila  Warga yang sudah puluhan tahun menempati wilayah tersebut justeru tidak mendapatkan manfaat yang lebih banyak. Namun juga kita mesti ketahui, Gas bumi bukanlah seperti singkong, yang begitu di cabut lalu bisa dimakan atau diolah menjadi bahan baku makanan lainya, tanpa proses yang berkelanjutan. Karena gas bumi itu ibarat api, bisa menjadi teman dan bisa menjadi lawan. Kitapun sudah tahu jika gas yang keluar dari perut bumi terhisap oleh kita dapat meracuni sistem metabolisme tubuh, juga merusak sistem pernapasan, hingga bisa menjadi pemicu mortalitas.

Jika kita menyimak berita, video dan berbagai informasi dari banyak lini media tentunya kita bisa menilai bahwa, pemerintahan untuk hal tersebut sebetulnya sudah mulai memikirkan hal tersebut. Salah satu bentuk perhatian dari pemerintah pusat kita bisa melihat dari terus bersinerginya PGN yang di tunjuk oleh kementrian ESDM, dengan BUMN serta BUMD Juga Badan usaha terkait untuk terus meningkatkan penyerapan produksi gas bumi untuk pemenuhan energi domestik, tidak menutup kemungkinan nantinya bila infra struktur di wilayah natuna sudah terbangun dengan baik, maka wilayah tersebut bisa berkembang dengan pesat.
Yang mengherankan adalah ketika rakyat natuna tidak mendapat manfaat yang banyak justru negara sebelah yaitu singapura yang mendapatkan manfaat yang besar dengan kekayaan kepulauan natuna ini. Hal ini sangat miris dan memang harus benar benar diperhatikan baik oleh pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat.
Iya sih,memang mengheran kan bro. Sampai sampe cocoklah kalo kita menembangkan lagu

Aku heran
Aku heran
Yang benar di he eeh kan

Aku heran
Aku heran
Yang salah juga di he eeh kan

Untuk hal ini, sebetulnya pak menteri dalam keterangan video di atas sebetulnya sudah memberikan jawaban yang lumayan menerangkan, tentang --- mengapaaa ituuu,,,, terjadiiii o o o o o o h. Negara kita tentu saja memiliki kontrak ekspor impor dengan pemerintahan singapore, nah kitakan dah paham kalo yang namanya kontrak apalagi yang tertulis di atas kertas tentu saja harus di hormati. Kalo negara kita asal maen putus nyambung saja terhadap kontrak perdagangan dengan negara laen kita bisa di boikot di perdagangan antar negara nantinya. Kalo dah di boikot macetlah urusan kita. PemerintahMelalui kementrian ESDM akan meninjau kembali kontrak kontrak tersebut, agar kebijakan yang di ambil di masa mendatang pada sektor energi bisa merupakan keputusan atau kebijakan yang tepat multi manfaat. jreeenggg. Dan dalam 10 tahun kedepan pun ada sekitar 30 an kontrak yang akan di review atau di cermati ulang, agar keputusan yang tepat untuk jangka waktu kini ,esok,lusa, dan masa mendatang bisa tepat. Yang terpenting keputusan yang di ambil adalah sudah betul benar, menimbang dan meperhitungkan, berapa kekuatan produksi, berapa kapasitas distribusi dan fasilitas yang tersedia atau telah di bangun serta berapa konsumsi yang di butuhkan sudah di perhitungkan dengan cermat oleh beliau beliau tu, dalam beberapa kangka waktu tahunan ke depan

Belakangan, Hal ini menjadi perhatian oleh PGN, dimana PGN serius dalam pemanfaatan gas bumi yang dimiliki oleh kepulauan natuna dengan menjadikan kepentingan rakyat natuna sebagai yang utama. Bukti keseriusan ini diungkapkan oleh  Kepala Komunikasi Korporat PGN Irwan Andri Atmanto, pihak pgn  telah bertemu Pemprov Kepulauan Riau (Kepri) di Tanjung Pinang, Senin (19/10/2015). Pertemuan ini menjadi langkah pgn untuk memberika manfaat gas bumi  Natuna untuk masyarakat setempat.Langkah pgn ini patut kita apresiasi dan kita dukung agar cepat teralisasi sehingga gas bumi yang dimiliki natuna akan bisa kembali ke natuna lagi dan ini akan menjadi kado terindah untuk masyarakat natuna sendiri.
Walupun belakangan yang penting adalah upaya tersebut terus di kerjakan dan hasil kerjanya sudah bisa dilihat. Walaupun tentusaja tidak mungkin akan dapat memuaskan setiap orang, Namun yang harus kita sadari adalah pepatah tetua kita dahulu yang menyatakan bahwa:

Di Mana Ada Kemauan Disitu Harus Ada Upaya
Dimana Ada Upaya Tentunya Pasti Bertemu Jalannya
Kalo Sudah Ketemu Jalannya

Chesss Plenggg ,.....,,, Enak deh

Lanjutkan broo,...
Artikel ini untuk merespon tulisan M. Fadli Readi
https://fadlireadi.wordpress.com/2016/05/11/gas-bumi-pgn-kado-terindah-untuk-rakyat-natuna/
Tentang pengamatanya seputar energi dan gas bumi. Di tunggu ya ulasan nya untuk tulisan saya...

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi